Prof. Dr. Teuku Jacob
09.50
By
Unknown
Antropologi
0
komentar
Prof.
Dr. Teuku Jacob
| (lahir di Peureulak, Aceh Timur, 6
Desember 1929 – meninggal di Yogyakarta, 17 Oktober 2007 pada umur 77 tahun)
adalah guru besar emeritus dalam bidang antropologi ragawi Universitas Gajah
Mada (UGM). Ia dikenal sebagai peneliti berbagai fosil yang ditemukan di
berbagai tempat di Pulau Jawa. Menjelang akhir hidupnya, ia sempat menghebohkan
kalangan antropologi atas kritiknya terhadap asal usul Homo floresiensis.
Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya
dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di
berbagai surat kabar, dan jurnal. Beliau merupakan bapak paleoantropologi
Indonesia.
Kehidupan
Prof. Dr. Teuku
Jacob ialah putra bungsu dari tiga bersaudara, anak dari Teuku Sulaiman, Jacob
tamat SMA di Banda Aceh, 1949 dan Lulus FK UGM, 1956, kemudian ia belajar di
Universitas Amerika, Washington DC, tetapi mengambil gelar doktor di
Rijksuniversiteit, Utrecht, Negeri Belanda, 1970. Di dua perguruan tinggi ini,
Jacob dibimbing dua arkeolog ternama yakni Prof. Dr. W. Montague Cobb, dan
Prof. Dr. G.H.R. Koenigswald.
Gagasannya di bidang
pendidikan terasa orisinil. Misalnya, ia pernah melempar gagasan untuk menerima
lulusan SMA IPS di fakultas kedokteran. Ia juga gusar melihat sebagian besar
insinyur bekerja di kota. ‘’Kalau dokter bisa menjadi dokter Inpres, mengapa
insinyur tidak,’’ katanya.Tetapi, memenuhi harapan Menteri P & K untuk
mencetak kader penerus kegiatan bidang ilmu yang digelutinya, ia malah merasa
sulit. Orang tidak banyak tertarik bidang ini karena hasilnya tidak langsung
dirasakan. Lagi pula, bidang ini erat berkaitan dengan antardisiplin: ilmu
kedokteran, biologi, kedokteran gigi, arkeologi, dan antropologi budaya.
‘’Menyiapkan program pendidikannya pun menjadi susah,’’ ujarnya.
Di beberapa negara,
Jacob tercatat sebagai anggota sejumlah perkumpulan. Ia juga menulis beberapa
karya. Jacob menolak anggapan para ahli Barat bahwa manusia purba di kawasan
Sangiran, Solo, bertradisi mengayau — memenggal kepala lalu memakan otak
sesamanya. Ia menyatakan, ‘’Temuan-temuan tengkorak Sangiran umumnya sudah
tidak bertulang dasar, rusak karena lemah. Lagi pula, manusia purba cukup
bekerja dua jam untuk makan sepanjang hari, sehingga rangsangan untuk membunuh
menjadi berkurang.’’
Menikah dengan
Nuraini, Jacob dikaruniai seorang anak wanita. Kegemarannya cuma membaca. Bila
bepergian, ia sering membawa banyak kopor. Bukan pakaian, melainkan tulang
belulang. Ketika membawa fosil ke Tokyo, 1977, ‘’Saya dijaga ketat, pakai
polisi bersirene, dan lampu merah segala,’’ ceritanya.
Tidak selamanya
serius, Jacob juga suka berkelakar. ‘’Orang bisa memancarkan wibawanya lewat
berbusana bersih, rapi, dan wangi,’’ katanya. Tetapi, ‘’Di dunia kami lain.
Semakin kumal baju yang dikenakan seorang peneliti, apalagi kalau ada lubang di
sana-sini, ia akan semakin tampak berwibawa, dan lebih dihormati.
Mantan guru besar
emeritus dan antropolog ragawi Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia sempat
menghebohkan dengan penemuannya mengenai kontroversi keberadaan manusia Flores.
Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya
dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di
berbagai surat kabar dan jurnal. Beliau merupakan putera Aceh yang diakui
sebagai ilmuwan antropologi internasional.
Pendidikan
- SD, Langsa
(1943)
- SMP, Kutaraja
(1946)
- SMA, Kutaraja
(1949)
- Fakultas
Kedokteran UGM, Yogyakarta (1956)
- Universitas
Amerika, Washington DC, AS (1960)
- Rijksuniversiteit
Utrecht, Negeri Belanda (Doktor, 1967)
Karier
- Asisten Ahli
Antropologi UGM (1954-1963)
- Lektor Muda,
kemudian Lektor Kepala Antropologi UGM (1963-1971)
- Asisten Anatomi
Universitas Amerika, Washington DC (1959-1960)
- Guru Besar Tamu
Paleontologi, Manusia, San Diego (1968)
- Guru Besar
Antropologi UGM (sejak 1971)
- Sekretaris
Fakultas Kedokteran UGM (1973-1975)
- Ketua Bidang
Ilmu Kedokteran Lembaga Pendidikan Doktor UGM (sejak 1977)
- Anggota Komisi
Kerja Senat UGM (sejak 1977)
- Rektor UGM
(1982-1986)
Kegiatan
Lain
- Pemimpin
Redaksi Berkala Ilmu Kedokteran (sejak 1969)
- Anggota
American Association of Physical Anthropologists
- Anggota Society
for the Study of Social Biology
- Anggota
American Association for the Advancement of Science
- Anggota Societe
d’Anthropologie de Paris
- Anggota Society
for Medical Anthropology
Karya
- The Sixth Skull Cap of Pithecanthropus Erectus, American Journal of Physical Anthropology (1966)
- Some Problems Pertaining to the Racial History of the Indonesia Region, Neerlandia, Utrecht (1967)
- The Phitecanthropus of of Indonesia, Bulletins et Memoires de Societe d’Anthropologie de Paris (1975)
- Menuju
Teknologi Berperikemanusiaan (1996)
- Tahun-Tahun
Yang Sulit (2001)
- Tragedi Negara
Kesatuan Kleptokratis (2004)
- Pygmoid Australomelanesian Homo sapiens skeletal remains from Liang Bua, Flores:Population affinities and pathological abnormalities (2005)
sumber : wikipedia
0 komentar: