IDEOLOGI KOMUNIS
05.55
By
Unknown
0
komentar
Komunisme adalah sebuah
ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang
pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah
analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi
kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling
berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal
kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19,
dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian
dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi,
dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme
antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing
mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat
sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Ide
dasar
Istilah komunisme
sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme
adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh
dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal
dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
"Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme
perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui
peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari
buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family ),
namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas
perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai
anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil
alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu.
pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh
karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna
kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem
demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena
itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan
anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak
perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum
komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme
Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan
agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan
prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena
dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunis
Internasional
Komunis
internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya
Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme
diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada
tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan
oleh Karl Marx.
Maoisme
Ideologi komunisme
di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas
Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan
Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari
komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di
Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena
kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak
terpisahkan dari kapitalisme.
Indonesia
dan Komunisme
Indonesia pernah
menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun
1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut,
bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi
salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara
seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang
mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia
perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan
pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana,
para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan
Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.
SEJARAH
KOMUNISME DI INDONESIA
- Era Pra-Perang Kemerdekaan
Kelahiran
Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan
politik dari Belanda dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri.
Beberapa di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka yang masuk setelah
Sarekat Islam (SI) Semarang sudah terbentuk.
Gerakan
Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para
pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP
hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa saja, namun setelah
berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah satu
anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI Semarang.
Komunisme
kemudian juga aktif di Semarang, atau sering disebut dengan "Kota
Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan
masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam Sarekat Islam menjadikan komunis
sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah".
ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas
banyaknya pemogokan buruh di Jawa.
Konflik
antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI Putih)
mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus Salim, yang
disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa
personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama
ISDV berganti nama menjadi PKI.
Kehancuran
PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan
ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia-Belanda. Tan Malaka yang
tidak setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan,
namun para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka
yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun 1926-1927 yang
berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka atas
kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan pemberontakan dan
memengaruhi cabang-cabang PKI.
- Era Perang Kemerdekaan
Gerakan
PKI bangkit kembali pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia, diawali oleh
kedatangan Muso secara misterius dari Uni Soviet ke Negara Republik (Saat itu
masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan
lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan pandangannya yang
murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI
seperti D.N. Aidit.
Muso
dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun, di sana ia dikabarkan mendirikan
Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh
salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin. Divisi Siliwangi akhirnya maju
dan mengakhiri pemberontakan Muso ini
- Era pasca-Perang Kemerdekaan RI
Pasca
Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali.
Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia
saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah
satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi
di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat
ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.[3]
Soekarno
sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI. Terutama setelah Dekrit
Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia semakin condong ke
Blok Timur (Blok Komunis Uni Soviet). Indonesia lebih banyak melakukan kerja
sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRT, maupun
Korea Utara. Beberapa langkah-langkah politik luar negeri yang dianggap kekiri-kirian
itu antara lain:
Presiden
Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan dengan barat,
yaitu OLDEFO (Old Established Forces) dan NEFO (New Emerging Forces)
Indonesia
membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang
yang membuat Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur. Konfrontasi dengan
Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB. Di sisi lain,
konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis moneter, selain itu
juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan
kudeta. Militer mencurigai PKI karena mengusulkan Angkatan Kelima (setelah
AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian), sementara PKI mencurigai TNI hendak melakukan
kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang sakit, tepat saat ulang tahun TNI.
Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian dipercaya menjadi sebab
insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30 September, namun beberapa ilmuwan
menduga, bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik intern militer waktu itu. [4]
Pasca
Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang komunis oleh
pemerintah Orde Baru. Terjadi "pembersihan" besar-besaran atas warga
dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya.
Diperkirakan antara limaratus ribu sampai duajuta jiwa meninggal di Jawa dan
Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September, para "tertuduh komunis"
ini yang ditangkap kebanyakan dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara
bagi "para tertuduh komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa
hukuman, baik di Pulau Buru atau di penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang
geraknya dengan penamaan Eks Tapol
- Era pasca-Reformasi
Semenjak
jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan
haluan kiri lainnya, mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia,
walaupun secara hukum, belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh
pemerintah.
Apakah
Komunisme Telah Mati?
Banyak orang yang
mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, yang
diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang murni
belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk
sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis
sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap
aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara
politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan
Solentiname di Nikaragua.
Seperti yang
digambarkan Anthony Giddens, komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia
akan menjadi hantu yang ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di
banyak negara, komunisme berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru
ataupun komunisme khas seperti di Kuba dan Vietnam. Di negara-negara lain,
komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun kebanyakan dari mereka membentuk
oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.
sumber : wikipedia
0 komentar: